Perngertian Saliva

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :

1.    Saliva
a.    Pengertian
Ludah adalah cairan kental yang diproduksi oleh kelenjar ludah. Kelenjar – kelenjar ludah tersebut terletak di bawah lidah, daerah otot pipi dan di daerah dekat langit – langit (Mahfoedz, 2005).Kelenjar – kelenjar ludah tersebut terletak di bawah lidah, saliva dikeluarkan di dalam rongga mulut dan disebarkan dari peredaran darah melalui celah di antara permukaan gigi dan gusi, yaitu yang disebut sulkus gingivalis. Jumlah dan susunanya sangat menentukan bagi kesehatan mulut (Amerongen,1991).
Air liur (saliva) merupakan campuran berbagai cairan yang terdapat dalam rongga mulut. Cairan ini berasal dari kelenjar salivamayor dan minor. Saliva berfungsi sebagai cairan pembersih dalam mulut, sehingga diperlukan dalam jumlah yang cukup. Kekurangan saliva akan membuat tingginya jumlah plak dalam mulut. Tingkat keasaman saliva juga berpengaruh terhadap timbulnya lubang gigi atau karies. Semakin asam, semakin mudah terjadinya karies (Pratiwi D, 2007).






b.   Kandungan dalam Saliva
Saliva tersusun atas cairan sekresi kelenjar ludah dan eksudat serum lewat cairan krevikular. Saliva mengandung 99,5% air dan sisanya merupakan komponen – komponen anorganik dan (bio) organik. Komponen anorganik terutama adalah natrium, kalium, fosfat, magnesium, kalsium, bikarbonat. Sedangkan komponen (bio) organik protein, mucin, sejumlah kecil lipida, asam lemak glukosa, asam amino, ureum dan amoniak. Saliva juga mengandung beberapa enzim dengan masing – masing fungsi sebagai berikut:
1)   Mucin adalah protein bermolekul tinggi, membuat ludah pekat dapat melindungi jaringan mulut terhadap kekeringan.
2)   Lisozim adalah larutan enzim, mampu membunuh bakteri tertentu, sehingga berperan dalam sistem penolakan bakterial.
3)   Amilase adalah enzim pencernaan ludah, pengubah tepung kanji dan glikogen menjadi kesatuan karbohidrat yang lebih kecil dan polisakarida mudah dicernakan.
                       (Amerongen, 1991).
Ada 2 tipe saliva yaitu:
1)   saliva serus,  menunjukan saliva mudah encer yang mengandung ptyalin (suatu alfa amylase) yang merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat. Dimana karbohidrat atau tepung mulai dipecah, dengan bantuan enzim ini mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
2)   saliva mukus , saliva pekat yang mengandung mucin yang sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar parotis, fungsinya pelumasan atau perlindungan permukaan. Air liur tipe mucus disekresikan dan dikeluarkan setiap detik sepanjang waktu dan berkurang pada saat tidur.
(Onti, 2015).
a.    Fungsi Saliva
Saliva dapat melindungi jaringan di dalam rongga mulut dengan berbagai cara, yaitu dengan :
                                     1)     Pembersihan mekanis, yang dapat menghasilkan pengurangan akumulasi plak.
                                     2)     Pelumuran elemen gigi geligi, yang akan mengurangi keausan oklusi yang disebabkan oleh daya pengunyahan.
                                     3)     Pengaruh buffer, sehingga naik turunya derajat asam (pH) dapat ditekan dan dekalsifikasi elemen gigi geligi dapat dihambat.
                                     4)     Agregasi bakteri yang dapat merintangi kolonisasi mikroorganisme.
                                     5)     Aktivitas anti-bakterial sehingga menghalang – halangi pertumbuhan bakteri.(Amerongen, 1991).
b.    pH Saliva
Derajat keasaman suatu larutan dinyatakan dengan pH, ini adalah logaritme negatif konsentrasi untuk suatu larutan netral sama dengan 7 dan turun dengan naiknya kekuatan asam pH< 7 dan basa pada pH > 7, dengan angka kisaran 0 – 14.  Kapasitas buffer saliva yang dirangsang terutama (85%) ditentukan oleh konsentrasi bikarbonat, untuk 14% ditentukan oleh konsentrasi fosfat dan 1% oleh protein saliva (Amerongen, 1991).
Derajat asam dan kapasitas buffer terutama dianggap disebabkan oleh susunan bikarbonat, yang naik dengan kecepatan sekresi. Ini berarti bahwa pH dan kapasitas buffer saliva juga naik dengan naiknya kecepatan sekresi. Saliva secara normal sedikit asam pHnya 6,5, dapat berubah sedikit dengan perubahan kecepatan aliran dan perbedaan waktu dalam sehari, titik kritis untuk kerusakan gigi adalah 5,7 dan ini terlampaui sekitar 2 menit setelah gula masuk dalam plak (Bestford, 1996).
Derajat asam dan kapasitas buffer ludah selalu dipengaruhi perubahan – perubahan, yang misalnya disbabkan oleh :
1)   Irama siang dan malam.
2)   Diet, diet kaya karbohidrat akan menaikkan  metabolisme produksi asam oleh bakteri – bakteri mulut dan menurunkan kapasitas buffer sedangkan diet kaya protein mempunyai efek menaikkan karena protein sebagai sumber makanan bakteri.
3)   Perangsangan kecepatan sekresi saliva, sangat mempengaruhi derajat asam di dalam mulut, dan dengan demikian mempengaruhi demineralisasi gigi geligi misalnya mengunyah permen karet dan menaikkan kapasitas buffer.
(Amerongen, 1991).
Sehubungan dengan pengaruh irama siang dan malam ternyata, bahwa pH dan kapasitas buffer:
a)    Tinggi, segera setelah bangun (keadaan istirahat), tetapi kemudian cepat turun.
b)   Tinggi, seperempat jam setelah makan (stimulasi mekanik) tetapi biasanya dalam waktu 30 – 60 menit turun lagi.
c)   Agak naik sampai malam, tetapi setelah itu turun.
    (Amerongen, 1991).

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :